Petualangan Tahsina di Negeri Never land
Lebaran tahun ini aku begitu kecewa tidak bisa membawa anak-anakku berlibur. Begitu juga anak-anakku, mereka sangat kecewa, Terutama yang paling besar (anakku paling besar usianya baru lima setengah tahun). Jasad kami memang tidak bisa kemana-mana tapi pikiran kami sangat merdeka, pikiran dan imajinasi kami bisa berlibur kemana saja ketempat yang kami mau. Bahkan ketempat yang tidak ada dalam dunia nyata dan ketempat yang tidak pernah kalian bayangkan sebelumnya....
Selamat membaca kisah ini...semoga setelah membaca cerita ini anak-anak kalian menjadi pribadi yang tangguh dan pemberani....
Hari Sabtu Pukul 21.30 kereta yang akan membawa aku, istri dan anakku ke Bandung akhirnya datang juga, perasaan riang terpancar dari kedua wajah orang yg aku cintai itu,terlebih anakku, Karena ini kali pertama aku membawanya liburan ke tempat yang aku sendiri tidak yakin kalo dia akan betah. Malam kian larut sementara kereta lodaya malam terus berjalan dengan kencang seakan tidak peduli pada pekat dan dinginnya malam...
Lebaran tahun ini aku begitu kecewa tidak bisa membawa anak-anakku berlibur. Begitu juga anak-anakku, mereka sangat kecewa, Terutama yang paling besar (anakku paling besar usianya baru lima setengah tahun). Jasad kami memang tidak bisa kemana-mana tapi pikiran kami sangat merdeka, pikiran dan imajinasi kami bisa berlibur kemana saja ketempat yang kami mau. Bahkan ketempat yang tidak ada dalam dunia nyata dan ketempat yang tidak pernah kalian bayangkan sebelumnya....
Selamat membaca kisah ini...semoga setelah membaca cerita ini anak-anak kalian menjadi pribadi yang tangguh dan pemberani....
Hari Sabtu Pukul 21.30 kereta yang akan membawa aku, istri dan anakku ke Bandung akhirnya datang juga, perasaan riang terpancar dari kedua wajah orang yg aku cintai itu,terlebih anakku, Karena ini kali pertama aku membawanya liburan ke tempat yang aku sendiri tidak yakin kalo dia akan betah. Malam kian larut sementara kereta lodaya malam terus berjalan dengan kencang seakan tidak peduli pada pekat dan dinginnya malam...
Minggu, 07.00 kami sampai di kota bandung,,,,dengan taksi kami teruskan perjalanan menuju terminal yang akan menuju tempat tujuan kami...,hampir satu jam kami di bus jurusan bandung-sukabumi akhirnya kami sampai di wilayah paling ujung sebelah barat kabupaten bandung-barat...
Dari bus kami sambung perjalanan dengan memakai ojek,kurang lebih 1/2 jam....lalu kami sampai di pintu masuk ke"neverland" (wilayah yang tidak pernah ada dalam peta) gerbang yang terbuat dari batu marmer itu sudah di penuhi lumut dan tumbuhan hutan lainnya...sementara tulisan dalam bahasa sansekerta masih bisa di lihat di sekitar gerbang, walo aku g bisa membacanya tapi aku yakin bangunan ini terbuat sekitar 400san tahun yg lalu...
.
.
.tiba-tiba ojek berhenti, lalu aku bertanya "kenapa berhenti kang?, "maaf pak sampai di sini saja, karena dalam 10 tahun terakhir ini tidak ada yg berani masuk ke neverland, pernah ada rombongan peneliti dari UNPAD,,,setelah 7 hari, mereka tidak bisa keluar dan tidak ada kabarnya lagi" jawab tukang ojek itu panjang lebar....aku semakin penasaran, " emang kenapa kang?tanyaku lagi,, kedua tukang ojek itu saling bertatapan " sebainknya bapak g usah kesana apa lagi bawa anak kecil! pinta si tukang ojek itu dengan wajah cemas.....
setelah beberapa saat...akhirnya kedua tukang ojek itu dengan cpat meninggalkan kami bertiga...., aku menatap wajah anak dan istriku,,,so what? tanyaku...terserah.. kata istriku....
setelah mempersiapkan semunya termasuk mengecek senter n HP , kami bertiga berdiri menatap gerbang batu besar itu dan sambil bergenggaman tangan aku berkata....PETUALANGAN AKAN DI MULAI,TETAP BERGANDENGAN DAN TIDAK ADA YANG BOLEH MELIHAT KEBELAKANG ATO KITA TIDAK AKAN BISA KELUAR DARI NEVERLAND UNTUK SELAMANYA.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar