Pertengkaran
sering terjadi dalam rumah tangga, hanya gara-gara masalah sepele,misalkan anak
menangis karena jatuh, telat, jemput, atau mungkin hanya masalah menu makan.
Kenapa hal sepele ini bisa menyebabkan pertengkaran. Karena tanpa sadar kita dan
pasangan kita sama-sama egois.
Bila
suami dan istri sama-sama keras kepala, tentunya tidak mudah melakukan
komunikasi yang efektif dan santai. Setiap kali membicarakan sesuatu, ada saja
pihak yang tersinggung dan merasa direndahkan sehingga akhirnya berujung pada
pertengkaran yang semakin menimbulkan sakit hati. Jadi bila Anda menginginkan
komunikasi yang lebih baik, kadar keras kepala masing-masing harus diturunkan.
Cobalah untuk melihat perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang wajar, bukan
dengan penilaian salah dan benar. Disamping itu, agar diskusi Anda berdua tidak
selalu berakhir dengan pertengkaran, beberapa tips ini bisa dicoba:
a.
Bila ingin membicarakan sesuatu, cari waktu saat kedua belah pihak sedang dalam
kondisi cukup baik dan ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi (minimal 15
menit tanpa ada interupsi). Hindari memilih topik yang sensitif, yang selama
ini menjadi langganan pertengkaran hebat Anda berdua.
b.
Mulai berbicara dengan nada rendah, mengungkapkan topik yang ingin dibicarakan
secara singkat dan jelas. Jangan memulai diskusi dengan keluhan panjang lebar
apalagi menyalahkan pasangan.
c.
Bila pembicaraan mulai mengarah pada sebuah pertengkaran", hentikan dulu untuk beberapa saat.
Masing-masing sebaiknya menenangkan diri dengan makan snack ringan, membasuh
muka, berjalan ke luar rumah. (kalo sudah waktunya shalat, shalat Dulu dong...setelah itu baru di terusin pertengkarannya..hehhe)
d.
Lanjutkan kembali diskusi dengan lebih tenang. Bila sesudah beberapa lama tidak
juga tercapai penyelesaian masalah, hentikan pembicaraan dengan saling menerima
bahwa ada perbedaan diantara Anda berdua. Jadi sepakatlah untuk tidak memaksakan
kehendak.
e.
Tutup pembicaraan dengan kata-kata positif. Misalnya, "Aku lebih lega
sesudah bisa bicara" atau "Terima kasih ya atas bantuannya".
Tujuan
utama diskusi ini bukan untuk bisa mencari penyelesaikan masalah atau mengambil
keputusan dalam satu kali pertemuan. Target awalnya sederhana, yaitu untuk
berlatih membicarakan suatu topik dengan cara yang lebih baik. Nantinya
diharapkan Anda berdua akan lebih baik lagi dalam pemecahan masalah. Tetapi
bila ternyata usaha memperbaiki komunikasi yang Anda dan pasangan lakukan tidak
juga kelihatan hasilnya, lebih baik Anda meminta bantuan psikolog. (jangan minta bantuan dukun, karena dukun akan meminta bantuan sama kita buat beli sajen dan kemenyan...heheheh)
Artikel berikutnya: Perbedaan antara kopi arabika dan robusta
Artikel berikutnya: Perbedaan antara kopi arabika dan robusta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar