Tampilkan postingan dengan label pasangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pasangan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Mei 2012

Menghadapi Pasangan Yang Egois






Pertengkaran sering terjadi dalam rumah tangga, hanya gara-gara masalah sepele,misalkan anak menangis karena jatuh, telat, jemput, atau mungkin hanya masalah menu makan. Kenapa hal sepele ini bisa menyebabkan pertengkaran. Karena tanpa sadar kita dan pasangan kita sama-sama egois. 


Bila suami dan istri sama-sama keras kepala, tentunya tidak mudah melakukan komunikasi yang efektif dan santai. Setiap kali membicarakan sesuatu, ada saja pihak yang tersinggung dan merasa direndahkan sehingga akhirnya berujung pada pertengkaran yang semakin menimbulkan sakit hati. Jadi bila Anda menginginkan komunikasi yang lebih baik, kadar keras kepala masing-masing harus diturunkan. Cobalah untuk melihat perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang wajar, bukan dengan penilaian salah dan benar. Disamping itu, agar diskusi Anda berdua tidak selalu berakhir dengan pertengkaran, beberapa tips ini bisa dicoba:



egois


a.    Bila ingin membicarakan sesuatu, cari waktu saat kedua belah pihak sedang dalam kondisi cukup baik dan ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi (minimal 15 menit tanpa ada interupsi). Hindari memilih topik yang sensitif, yang selama ini menjadi langganan pertengkaran hebat Anda berdua.

b.    Mulai berbicara dengan nada rendah, mengungkapkan topik yang ingin dibicarakan secara singkat dan jelas. Jangan memulai diskusi dengan keluhan panjang lebar apalagi menyalahkan pasangan.

c.    Bila pembicaraan mulai mengarah pada sebuah pertengkaran", hentikan dulu untuk beberapa saat. Masing-masing sebaiknya menenangkan diri dengan makan snack ringan, membasuh muka, berjalan ke luar rumah. (kalo sudah waktunya shalat, shalat Dulu dong...setelah itu baru di terusin pertengkarannya..hehhe)

d.    Lanjutkan kembali diskusi dengan lebih tenang. Bila sesudah beberapa lama tidak juga tercapai penyelesaian masalah, hentikan pembicaraan dengan saling menerima bahwa ada perbedaan diantara Anda berdua. Jadi sepakatlah untuk tidak memaksakan kehendak.

e.    Tutup pembicaraan dengan kata-kata positif. Misalnya, "Aku lebih lega sesudah bisa bicara" atau "Terima kasih ya atas bantuannya".
Tujuan utama diskusi ini bukan untuk bisa mencari penyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dalam satu kali pertemuan. Target awalnya sederhana, yaitu untuk berlatih membicarakan suatu topik dengan cara yang lebih baik. Nantinya diharapkan Anda berdua akan lebih baik lagi dalam pemecahan masalah. Tetapi bila ternyata usaha memperbaiki komunikasi yang Anda dan pasangan lakukan tidak juga kelihatan hasilnya, lebih baik Anda meminta bantuan psikolog. (jangan minta bantuan dukun, karena dukun akan meminta bantuan sama kita buat beli sajen dan kemenyan...heheheh)


Artikel berikutnya: Perbedaan antara kopi arabika dan robusta