Senin, 12 November 2012

Konflik dalam rumah tangga


konflik dan rumah tangga

Pernikahan bukan hanya sesuatu yang sacral akan tetapi lebih dari itu,  adalah tentang bagaimana menyatukan dua hati dan pemikiran yang berbeda. Tidak jarang perbedaan itu mendominasi diantara keduanya yang biasanya diwujudkan dalam konflik, pertengkaran atau perdebatan. Banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bumbu-bumbu penyedap yang memiliki esensi dalam hubungan itu sendiri, dan bukanlah menjadi jurang pemisah di antara pasangan. Akan tetapi jika itu sudah menjadi sering dan dan semakin serius, sudah bukan merupakan bumbu lagi akan tetapi berubah jadi racun.
Jika sudah seperti ini suami istri harus mengingat kembali kepada jalan dimana dia mulai meniti hidup bersama atau kembali kepada tujuan awal dari pernikahan yang menjadikan agama sebagai pondasi. Jika kedua belah pihak mau kembali pada tujuan awal dan mengingat masa-masa sulit yang pernah di alami bersama, sebesar apapun konflik pasti sedikit demi sedikit akan mereda. Juga kedua belah pihak harus berfikir apa adanya bahwa manusia yang dia nikahi adalah benar-benar manusia yang selalu ada kekurangan dan kelebihannya. Dia adalah bukan malaikat yang tanpa cela. Ingatlah pula bahwa setiap pribadi yang diciptakan Allah adalah unik, Selain itu membangun komunikasi yang aktif dan lancar akan semakin meredakan ketegangan.


Hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam rumah tangga dan juga menjadi salah satu penawar konflik adalah rasa bersyukur. Rumah tangga akan terasa damai jika suami istri saling menyadari Bagaimanapun kondisi pasangannya. Kekurangan dan kelebihan itu adalah hal yang perlu disyukuri, karena bisa jadi dia lah pasangan yang paling tepat untuk kita. Ketika ada hal-hal yang kurang pada pasangan,jangan buru buru mengalihkan pandangan kepada " yang lain".  Cobalah sama-sama perbaiki, saling introspeksi, dan bersemangat dalam meningkatkan kebaikan dalam diri masing-masing.


Hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam rumah tangga dan juga menjadi salah satu penawar konflik adalah rasa bersyukur. Rumah tangga akan terasa damai jika suami istri saling menyadari Bagaimanapun kondisi pasangannya. Kekurangan dan kelebihan itu adalah hal yang perlu disyukuri, karena bisa jadi dia lah pasangan yang paling tepat untuk kita. Ketika ada hal-hal yang kurang pada pasangan,jangan buru buru mengalihkan pandangan kepada " yang lain".  Cobalah sama-sama perbaiki, saling introspeksi, dan bersemangat dalam meningkatkan kebaikan dalam diri masing-masing.


Konflik  selalu berujung pada kemarahan, marah adalah sesuatu yang manusiawi dan alami, kemarahan bukanlah sesuatu yang di larang asalkan dengan alasan yang tepat,dan di tempat yang tepat.  Namun  mungkin dan sebaiknya anda atau pasangan mencoba untuk mengendalikan dan meredam rasa amarah tersebut, karena dalam kondisi marah tidak ada satu keputusan yang baik, justru malah sebaliknya. Jadi menahan dan mengendalikan kemarahan adalah merupakan kunci dari meredam konflik.

Sebesar apapun permasalahan pasti akan bisa teratasi asalkan kedua belah pihak selalu berpikir dewasa dan selalu mengutamakan keutuhan rumah tangga. Apalagi dalam rumah tangga tersebut sudah memiliki anggota (anak) pertengkaran dan konflik yang berkepanjangan akan berdampak buruk pada psikologi anak, jadi usahakanlah pertengkaran itu hanya ada di dalam kamar anda dan pasangan anda saja.

Konflik juga mungkin terjadi apabila suami istri tidak atau belum mengetahui dan menyadari hak dan kewajiban masing masing. Dan rumah tangga adalah tentang belajar, salah satunya adalah belajar menyadari dan saling memenuhi hak dan kewajiban sebagai suami istri. Setiap kita mau tidak mau dituntut untuk belajar hal tersebut demi kebahagiaan bersama. Keselarasan akan muncul jika suami istri tidak membawa kedua hal tersebut dalam sebuah interaksi yang kaku. Buatlah fleksibel dan nyaman  dalam kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban, agar tidak ada rasa ke terpaksa diantara pasangan dalam melakukannya. Tentu saja penerapan hal tersebut memerlukan sebuah pengertian  hati masing-masing pasangan. 

Terakhir, pernikahan dan keluarga yang bahagia dan indah bukanlah berarti lepas dari segala dosa dan salah, setiap pasangan pasti pernah menyakiti masing-masing di sengaja atau tidak di sengaja. Akan tetapi permintaan maaf yang tulus dan kata memaafkan yang ikhlas akan menjadi sebuah penutup yang indah dan kunci yang kuat dalam menyelesaikan konflik. Dengan memaafkan bisa berarti kita memberi kesempatan pasangan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan memberikan kesempatan kepadanya untuk tidak mengulangi kesalahannya. Selain itu, perasaan memaafkan adalah juga menjadi simbol ketulusan cinta kedua pasangan, dan hal ini adalah yang tak ternilai oleh apapun.

Keluarga yang bahagia dan utuh merupakan cita-cita dari setiap manusia dewasa, jadi jika ada konflik selalu ingatlah terhadap hal yang sudah di jelaskan diatas. Dan yang terakhir selalu berserah dirilah kepada Allah SWT, Karena dialah yang merupakan seadil-adilnya Hakim.

Tidak ada komentar: